Rabu, 15 Juni 2011

PENDIDIKAN SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER BANGSA


PENDIDIKAN KARAKTER

Kebersamaan dan asas kekeluargaan (mutualism and brotherhood, atau ukhuwah) merupakan tuntutan paradigmatik, menjadi titik-tolak dan tuntunan hidup untuk melaksanakan dan mewujudkan misi-misi nasional kita, tugas nasional kita adalah "...Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa...".  . Krisis ekonomi akan membawa kemelaratan dan bertambahnya kemiskinan, yang menyebabkan pula perubahan tatanilai dan moral suatu bangsa. Peranan pendidikan akan dapat mempengaruhi kokohnya keimanan dan secara tidak langsung juga moralitas dan karakter bangsa. Sistem ekonomi “kapitalistik” yang menjadi dasar dan bukan sistem ekonomi “kebersamaan” menjadikan salah satu sebab “keterpurukan ekonomi Indonesia” : banyak hutang, tidak mampu bayar hutang, terus minta hutang, dalam sebuah alam tanah air yang makmur sumberdaya dan makmur sumberalam. Analisis dari berbagai kejadian di negara dan bangsa ini dalam kancah internasional, serta bagaimana peran perguruan tinggi dalam menghadapi globalisasi dengan segala hiruk pikuk fenomena fenomena pada saat ini yang nampak dimata kita, mengharuskan kita memang melakukan “upaya pemulihan”, serta dapat menyatukan pendapat dengan konsep yang jelas akan kebutuhan nasional bangsa Indonesia .
Perlu disadari bahwa definisi pembangunan humanistik yang mulia adalah  bahwa development is an expansion of people's capabilities and creativity, pembangunan adalah perluasan kemampuan dan kreativitas rakyat, sebagaimana ditegaskan oleh Nobel Laureate Amartya Sen (Sen, 1999). Pembangunan adalah perihal meningkatkan human capital (Hatta, 1967), yang kemudian secara keseluruhan membentukkan social capital bangsa, bahwa pembangunan haruslah berawal dari human investment agar bisa dengan lebih baik mengelola modal natural resources dan modal financial sebagai tuntutan riil dan empirik  . Hal inilah yang diperlukan bagi peranan pendidikan dalam membangun karakter bangsa, karena sumberdaya manusia inilah yang menjadi modal suatu bangsa untuk dapat terus maju dalam kancah persaingan global. Karakter ini akan membawa kekuatan menawar (“bargaining power”) sebagai ciri martabat bangsa yang akan mampu menjadi sisi yang berani menawar, bukan menjadi bagian yang dilecehkan .  
Adanya kesan bahwa Indonesia menjadi “negara paling korup” menjadikan kita sering merasa sebagai bangsa yang termarjinalkan, yang menjadikan kita merasa “risi” dalam percaturan kehidupan internasional  .  Budaya adiluhung yang paling minimal, yang harus diemban oleh kaum intelektual umumnya, seperti berlaku jujur, berpegang teguh pada kebenaran, mencintai tanah air, patriotik dan melindungi segenap anak bangsa, sudah semakin tipis dalam percaturan kehidupan berbangsa, bernegara serta dalam berwacana akademik. Oleh karena itu korupsi pun menjadi-jadi makin marak, baik korupsi materi, korupsi waktu, korupsi kekuasaan, korupsi ideologis dan bahkan korupsi akademik . Apabila pendidikan nasional kita masih lemah dan tidak selamanya bisa mencukupi dan mumpuni, kepada pundak siapa lagi tugas nation and character building dan pengukuhan kebhinneka-tunggalikaan kita taruh harapan ? Solusi untuk hal ini adalah :
1.  Pendidikan karakter bangsa harus segera dilaksanakan disemua jenjang pendidikan dari tingkat PAUD sampai pendidikan tinggi yang diintegrasikan ke dalam setiap mata pelajaran/ mata kuliah. Pendidikan karakter bangsa menjadi tanggung jawab setiap guru atau dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran, baik kurikuler maupun ekstra kurikuler dengan melalui keteladanan baik dalam bersikap, berprilaku, maupun berbahasa. Pendidikan karakter di tingkat PAUD dan pendidikan dasar memegang peranan penting, karena merupakan pondasi dasar untuk penanaman keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur/ akhlakul karimah. 
    Pendidikan karakter bangsa harus dimulai dari pendidikan dalam keluarga, sekolah/ kampus/ pesantren, dan masyarakat. Pendidikan karakter di lingkungan dan masyarakat sangat penting dan sangat membantu dan menentukan keberhasilan pendidikan karakter di sekolah/ kampus  .
sumber :Puruhito dari   Gunawan Sumodiningrat, Strategi Umum Pembangunan Karakter Bangsa, Konferensi Guru Besar II di Surabaya 04 Maret 2009, di : BUKU-KGB-2, AUP, 2011



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STUDI BANDING GOA PINDUL

PAKET STUDY BANDING Dalam paket studi banding ini kami akan memberikan informasi  berdasarkan pengalaman yang sudah kita lakukan, untuk d...