ARTIKEL-ku

“ MEMAHAMI SEBUAH KEMAJEMUKAN DALAM KAMPUS”
PERBEDAAN BUKAN PEMBEDA
Dalam perkuliah pendidikan multicultural yang saya dapatkan di bangku kuliah mampu menjawap pertanyaan yang saya pendam selama ini, yang mampu membuka mata saya untuk salaing mengharagai di dalam kehidupan yang multicultural, khususnya dalam pergaulan salama ini di kampus yang terdiri dari berbagai penjuru tanah air dan memiliki warna atau cirikhas yang berbeda-beda. Begitu banyak ilmu baru yang saya dapatkan yang mampu saya aplikasikan langsung dalam pergaulan dalam kehidupan. Karena dalam perkuliahan inilah semua pemahaman tentang makdan dan bagaimana cara kita menyikapai mulai dari keberagam ras,suku,agama yang sering menimbulkan konflik,stratifikasi antar manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan bisa terjadi karena perbedaan ras, suku, etnis, agama, derah, dan berbagai macam hal lainnya. Tuhan menciptakan segala sesuatu dalam kemajemukan. Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang berbeda-beda namun tidak membeda-bedakan. Semua orang sama-sama dikasihi-Nya.Keindahan pelangi justru keluar karena keberagaman warnanya semisal warna pelangi tersebut hanya satu warna mungkin akan terlihat biasa saja kelihatanya.Dunia yang penuh dengan perbedaan adalah kenyataan yang tak dapat dipungkiri. Namun perbedaan itu sendiri tak dapat kita salahkan sebagai pemicu kekacauan di tengah dunia. Kesalahan yang utama sesungguhnya ada pada diri kita, yaitu sikap ego, keserakahan, dan diskriminasi antarsesama umat manusia. Jadi pertikaian antara teman sekelas yang sebelumnya begitu akarab akan menjadi renggan persahabatanya dikarenakan sebuah kesalah fahaman terhadap kawan yang belum mengerti akan multicultural yang dimiliki setiap individu. Disini dapat saya ambil contoh di dalam teman satu kelas sebut saja namanya mr.X yang selalu kelihatan ngototnya dalam setiap perkuliahan atau presentasi sehingga menyebabkan keadaan kelas menjadi tegang, stigma teman-teman terhadap mr.X adalah keras kepala tetapi sebetulnya anggapan dari teman-teman selama ini salah, bukan karena mr.X keras kepala tetapi memang dia mempunyai watak atau kebiasaan yang merupakan sedikit contoh dari keberagaman budaya yang ada dalam Negara Indonesia.
Ada sebuah cerita atau pengalaman yang membuatku semakin mengerti akan sebuah kemajemukan dalam hidup ini, saya kebetulan dalam perkuliahan terjun dalam komunitas atau sebuah organisasi yang memberi pengalaman besar kepada saya bagaimana saya sebagai ketu yang harus mampu merangkul semua anggota organisasi yang mempunyai karakter berbeda-beda, yang berasal dari berbagai wilayah dan kepentingan. Semakin hari semakin terasa dalam berjalanya kepengurusan yang saya pimpin tersebut, di dalamnya ada kelompok minoritas yang mempunyai pandangan atau pendapat yang berbeda dengan yang lain.kebijakan yang harus saya ambil akan sangat menentukan kesuksesan kepengurusan yang saya pimpin. Haruslah diakui, bahwa kultur minoritas memiliki cara hidup dan cara memandang dunia yang berbeda, jika dibandingkan dengan kultur dominan. Bagi beberapa orang, ide-ide yang muncul dari kultur minoritas terdengar revolusioner. Sementara, bagi beberapa orang lainnya, cara hidup kultur minoritas seolah terlihat sangat asing. Apakah ini berarti bahwa kultur minoritas itu berbahaya, dan harus ditekan??
Saya, berpendapat bahwa keberadaan kultur minoritas tidak bisa dicap sebagai suatu bahaya ataupun ancaman tertentu. Hal ini berangkat dari suatu fakta sederhana, bahwa tidak ada satupun kultur di muka bumi ini yang sepenuhnya homogen.sehingga pendapat dari kaum minoritas yang ada dalam organisasi saya tersebut yang basanya muncul perbedaan pendapat di setiap kali rapat program kerja merupakan suatu masukan bahkan sebagai koreksi dalam melanjutkan dalam jalanya program kerja tersebut. Tentu saja, konflik tidak terelakkan. Akan tetapi, konflik disini adalah suatu proses yang harus ditempuh untuk merumuskan suatu bentuk identitas kultural yang baru.Semua bentuk kultur bisa hidup bersama di dalam masyarakat multikultur. Hanya kultur yang menolak kesetaraan kesempatan dari individu ataupun kelompoklah yang tidak bisa menjadi bagian dari masyarakat multikultur. Masyarakat multikultur sekaligus juga adalah, dalam bahasa masyarakat yang menolak semua bentuk rasisme dan diskriminasi di dalam segala bentuknya.
Keberadaan nilai-nilai kultur minoritas tetaplah harus dipertahankan, karena nilai-nilai tersebutlah yang memberikan makna dan identitas bagi setiap orang yang hidup di dalam kelompok tersebut. Nilai-nilai tersebut mencakup mulai dari pendapat atau pandangan yang berbeda, sampai keyakinan religius yang menjadi ciri unik dari kelompok kultur minoritas yang ada, konflik dan benturan budaya antara kultur minoritas dan kultur dominan tidaklah terelakkan. Di dalam organisasi yang multikultur,yang terdiridari watak atau kepribadian yang berbeda yang kebetulan dalan organisasi yang saya pimpin terdiri dari semua angkatan dan berbagai wilayah benturan tersebut haruslah dimaknai sebagai bagian dari dialog, dan dialog adalah satu-satunya cara yang mungkin, supaya dalam organisasi yang terdiri dari beragam kultur bisa hidup secara harmonis bersama, kaum minoritas yang kemungkinan muncul dalam kehidupan bermasyarakat haruslah kita sikapi dengan bijak, sehingga tidak akan menjadi konflik yang selama ini sering terjadi akibat ketidak sadaran masyarakat bagaimana hidup dalam kemajemukan, yang munkin juga disebabkan karena mereka belum mendapatkan mata kuliah Pendidikan Multikultural yang di ampu oleh dosen kita Bu.Septi,hehe… yang mengajariku untuk selalu bisa mempunyai cara pandang yang berbeda dalam menghadapi perbedaan yang bukan hanya sekedar pembeda tetapi sebagai keindahan dalam kehidupan bermayarakat.
Pendidikan multikultural memunculkan sebuah pemahaman baru bagi saya, bahwa sebuah keberagaman hendaknya menjadi sesuatu yang semestinya di akui sebagai hal yang pelu kita maknai dari hal yang positif, dihormati dan dihargai, bukan justru menjadi suatu yang tepat untuk dijadikan sebuah konflik yang berkepanjangan. Keberagaman ada dan akan terus tumbuh di tengah-tengah kita yang merupakan bagian dari masyarakat.apalagi kita sebagai mahasiswa jurusan pendidikan luar sekolah yang akan terjun kedalam masyarakat yang tidak dapat dipungkiri lagi harus menghadapi sebuah keberagaman yang pasti kan muncul.
Bertolak dari latar belakang pengalaman keorganisasian yang saya pimpin, Apakah Indonesia sudah siap mewujudkan masyarakat semacam itu? Saya rasa tidak. Kehidupan di Indonesia sekarang ini hampir sama sekali tidak memberikan peluang bagi kelompok minoritas untuk berkembang. Bahkan bisa dikatakan, bahwa masyarakat kita masihlah jatuh pada apa yang disebut sebagai masyarakat totaliter yang menolak hampir semua bentuk perbedaan cara hidup, cara pandang, dan cara beragama. Cita-cita tentang kehidupan masyarakat multikultur yang harmonis masih jauh dari jangkauan tangan kita.
Mulailah memahami setiap orang adalah sama dengan kata lain, kita semua adalah saudara, walaupun di dalam kampus terdiri dari berbagai karekter orang yang mempunyai keragaman budaya sendiri-sendiri yang mungkin menyebabkan kita merasa kesal akibat tingkahlaku dia maka hayati dan pahamilah bahwa perbedaaan tersebut mepukan keragaman yang harus kita hargai bukan kita musuhi, Maka di antara sesama saudara sudah selayaknya kita saling mengasihi, saling menghargai, dan saling menghormati. Bukan semata karena kekayaan, kedudukan, kuasa, kecantikan, atau karena prestasi mereka, tetapi karena aku dan mereka adalah satu, adalah saudara. Juga dalam kehidupan berorganisasi merupakan penyatuan dari bebagai kemajemukan karakter pribadi seorang yang taklepas dari kaum minoritas yang mempunyai pendapat atau cara pandang yang berbeda dan haruslah kita jadikan sebuah kekuatan bukan sebuah kaum yang harus kita musnahkan dari sebuah organisasi dan bukanlah harus kita jauhi tetapi kita kan lebih kuat apabila rasa toleransi dan menghargai akan menjadi penguat solidaritas kekeluargaan dalam kehidupan yang beragam ini. Kita merasa aman dan nyaman berada di antara orang-orang yang berbeda Marilah kita di sepanjang rentang hidup kita berteman, Karena hidup menjadi lebih hidup jika kita punya sahabat.

STUDI BANDING GOA PINDUL

PAKET STUDY BANDING Dalam paket studi banding ini kami akan memberikan informasi  berdasarkan pengalaman yang sudah kita lakukan, untuk d...